
Jakarta Timnas Indonesia bersiap melakoni laga berat di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Satu laga yang layak ditunggu adalah duel melawan Irak yang saat ini ditukangi eks pembesut Australia, Graham Arnold.
Graham Arnold bukan nama yang asing bagi fans Timnas Indonesia, mengingat juru taktik 61 tahun itu pernah merasakan sulitnya saat berhadapan dengan Skuad Garuda di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta tahun lalu.
Hasil imbang tanpa gol bahkan membuat Graham Arnold harus terdepak dari singgasana kepelatihan dan digantikan oleh Tony Popovic.
Duel melawan Irak rencananya akan mentas Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, pada 11 Oktober 2025. Tapi, sebelumnya, Skuad Garuda lebih dulu melawan tuan rumah Arab Saudi pada 8 Oktober di tempat yang sama.
Optimistis

Terkait pertandingan melawan Irak, pengamat sepak bola nasional Ronny Pangemanan optimitis pasukan Patrick Kluivert bisa memberikan perlawanan dan tak menutup kemungkinan akan mencuri poin.
"Mereka mengikuti perkembangan Timnas Indonesia. Bagaimana Indonesia bermain dengan sangat baik dan mereka tahu bagaimana kita bisa mengalahkan Bahrain. Bahrain itu mengalahkan Irak di Piala Teluk dan Bahrain menjuarai Piala Teluk," kata Ronny Pangemanan via kanal YouTube Nusantara TV Sport belum lama ini.
"Jadi ketika datang ke Indonesia sepekan kemudian kita hajar mereka 1-0 lewat gol Ole Romeny. Jadi mereka tahu komposisi pemain Indonesia itu mereka lihat," imbuhnya.
Tantangan Berat

Menurut pengamat yang akrab disama Ropan, Graham Arnold paham betul siapa lawan yang bakal dihadapinya.
"Graham Arnold pasti akan memberikan banyak masukan. Australia yang secara peringkat mungkin lebih bagus dari Irak, itu pun draw di pertemuan pertama (0-0) di Senayan. Ketika itu Australia masih ditangani Graham Arnold," tukas Ropan.
Irak juga harus sadar, duel nanti tersaji di tempat netral alias bukan di kandang mereka di Basra.
"Dia lihat dan dia tahu, bahwa walaupun mereka menguasai permainan dan Indonesia banyak bertahan. Tapi dia melihat Indonesia nggak boleh dianggap enteng. Berbahaya. Ini bukan bermain di Basrah di kandang Irak. Ini bermain di Jeddah. Agak berbeda," tandasnya.
"Apalagi suporter di Basrah hampir nggak ada kita dibandingkan dengan di Jeddah. Di Jeddah suporter kita pasti banyak. Kalau kita bisa mendapatkan poin melawan Arab Saudi di pertandingan pertama yang menentukan itu, tentu akan berbeda dengan motivasi pemain ketika melawan Irak," pungkas Ropan.